DUKUNGAN PERHATIAN ORANG TUA


DUKUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, KONDISI EKONOMI
DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA DI KELAS X SMK NEGERI 1 BANYUDONO
BOYOLALI
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S – 1
Pendidikan Matematika
Oleh :
WAHID BUDIYANTO
A 410 050 183
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam pendidikan kita, masih banyak siswa yang prestasi belajar
matematikanya masih rendah sehingga mereka membutuhkan banyak
bimbingan. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMMS), matematika Indonesia berada di
peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO). Sejauh ini, Indonesia masih
belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah. Sementara itu,
menurut hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment
(PISA) menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara
pada kategori literatur matematika.
Menurut Markaban (2006: 3) menyatakan bahwa prestasi belajar
matematika siswa pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah masih jauh
dari harapan. Hal ini terlihat dari prestasi wakil-wakil siswa Indonesia yang
merupakan siswa-siswa terbaik didalam Olimpiade Matematika Internasional
(IMO) yang kali pertama mengikuti tahun 1988 di Canberra Australia dan
sampai tahun 2005 mendapat 1 perak, 10 perunggu dan 16 Honorable
Mentions (Muchlis, 2005) dan menurut Michael O. Martin dan Ina V.S. Mullis
dalam makalahnya tanggal 12 Mei 2006  yang berjudul Indonesia di TIMSS
2003 bahwa prestasi matematika TIMSS 2003 Indonesia masih rendah. Hal ini 2
merupakan suatu indikasi bahwa  tingkat pemahaman matematika siswa
Indonesia masih rendah.
Dimyati dan Mudjiono (2006: 246), menyebutkan beberapa faktor
penyebab prestasi belajar yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh faktor –
faktor seperti (1) kurangnya fasilitas belajar di sekolah dan rumah diperbagai
pelosok, (2) siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa
ragu dan takut gagal, (3) kurangnya dorongan mental dari orang tua karena
orang tua tidak memahami apa yang dipelajari oleh anaknya disekolah, (4)
keadaan gizi yang rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar yang lebih
baik, (5) Gabungan dari faktor – faktor tersebut mempengaruhi berbagai
hambatan belajar.  
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
kompetensi seorang guru dalam mengajar. Ngalim Purwanto (2004: 138),
mengemukakan bahwa tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat,
maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan negara,
sebagian besar tergantung pada pendidikan dan pengajaran yang diberikan
oleh guru – guru. Sehingga jika semakin tinggi kualitas guru dalam
memberikan pengajaran kepada siswanya maka prestasi belajar siswapun
semakin meningkat.
Pada pembelajaran matematika, guru dituntut untuk bisa
menyampaikan materi dengan baik.  Bahkan guru diharapkan untuk dapat
memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi matematikanya. Guru
seharusnya menggunakan metode yang  tepat dalam pengajaran matematika 3
agar para siswa dapat belajar dengan baik dan bisa mengoptimalkan
kemampuannya sehingga prestasi belajar matematika dapat ditingkatkan.
Kebiasaan belajar yang kurang baik merupakan salah satu penyebab
rendahnya prestasi belajar siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 246),
dalam kegiatan sehari – hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang
baik. Kebiasaan tersebut antara lain berupa (1) belajar pada akhir semester, (2)
belajar tidak teratur, (3) menyia – nyiakan kesempatan belajar, (4) bersekolah
hanya untuk bergengsi, (5) datang terlambat bergaya pemimpin, (6) bergaya
jantan seperti merokok, sok menggurui teman, (7) bergaya minta “belas
kasihan” tanpa belajar. Sehingga kebiasaan belajar yang kurang baik tersebut
menyebabkan prestasi belajar siswa rendah.  
Faktor lain yang mempengaruhi  prestasi belajar siswa adalah
kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono
(2006: 249) menyatakan bahwa lengkapnya prasarana dan sarana
pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Dengan tersedianya
prasarana dan sarana belajar berarti memudahkan siswa dalam belajar.
Sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan prasarana dan
sarana belajar yang baik.  
Belajar matematika merupakan suatu aktivitas mental untuk
memahami arti dan hubungan-hubungan  serta simbol-simbol, kemudian
diterapkannya pada situasi nyata.  Matematika melibatkan pengamatan,
penyelidikan, dan keterkaitannya dengan fenomena fisik dan sosial. 4
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan hasil
kegiatan dari belajar matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat
dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Atau dengan kata
lain, hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan apa yang
diperoleh siswa dari proses belajar matematika.
Pada pendidikan di sekolah harus ada peningkatan, Slametto (2003: 1)
menyatakan bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan  pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.  
Menurut Slametto (2003: 2), pembelajaran adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak – anaknya
dalam mempelajari matematika sangat dibutuhkan karena masih banyak siswa
yang mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Slameto (2003: 62)
menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang
penting. Anak/siswa yang mengalami kesukaran – kesukaran dalam belajar
dapat ditolong dengan memberikan bimbingan belajar sebaik – baiknya. Tentu
saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi belajar anak.
Orang tua dapat memberikan motivasi kepada anak – anaknya dengan
berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan memberikan penjelasan 5
tentang pentingnya matematika dalam kehidupan sehari – hari dan dapat pula
dengan memberikan fasilitas yang  memadai sehingga anak-anaknya dapat
belajar matematika dengan baik. Tetapi pada kenyataannya masih banyak
orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anak – anaknya.
Siswa yang berada dalam kondisi ekonomi yang baik biasanya
mendapatkan fasilitas belajar yang  memadai dari kedua orang tuanya.
Sedangkan siswa yang berada dalam kondisi ekonomi yang kurang baik
biasanya mendapatkan fasilitas belajar seadanya dari kedua orang tuanya.
Sumadi Suryabrata (2004: 182) mengemukakan bahwa anak yang kekurangan
makanan misalnya akan penyakitan, dan hal ini akan mengakibatkan lebih
lambat perkembangannya. Sehingga proses belajar anak tersebut akan
terhambat.
 Di sisi lain masih ada beberapa siswa yang enggan membeli buku
penunjang untuk mata pelajaran tertentu, mereka beralasan bahwa buku
penunjang tersebut harganya mahal, meskipun mereka membutuhkan buku
penunjang tersebut untuk memudahkan  mereka dalam mempelajari materi
yang diajarkan.
Dalam mempelajari matematika dibutuhkan suasana yang kondusif
karena dalam mempelajari matematika dibutuhkan konsentrasi penuh untuk
menyelesaikan soal – soal operasi matematika. Menurut Slameto (2003: 71) ,
jika lingkungan anak adalah orang – orang yang terpelajar yang baik – baik,
mereka mendidik dan menyekolahkan anak – anaknya antusias dengan cita –
cita yang luhur akan masa depan anaknya, anak/siswa terpengaruh juga ke hal 6
– hal yang dilakukan oleh orang  - orang lingkungannya, sehingga akan
berbuat seperti orang – orang yang ada dilingkungannya. Pengaruh itu dapat
mendorong semangat anak/siswa untuk belajar lebih giat.
 Tetapi saat ini  masih banyak siswa yang tidak mempunyai lingkungan
pergaulan / sosial yang kondusif sehingga dalam mempelajari matematika
mereka mengalami hambatan. Banyak kita dapatkan bahwasanya lingkungan
sosial sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, apalagi terhadap
prestasi belajar matematika, banyak siswa yang kegiatannya hanya bermain
dengan teman – temannya, mereka tidak mau belajar dikarenakan teman –
teman yang lain juga tidak belajar.
 
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang  telah diuraikan diatas, maka
didapatkan beberapa masalah, diantaranya adalah :
1. Masih banyak siswa yang prestasi belajar matematikanya masih rendah
dan belum memuaskan.
2. Adanya kebiasaan belajar yang kurang baik.
3. Kurangnya fasilitas belajar di sekolah dan rumah diperbagai pelosok.
4. Masih banyak orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anak –
anaknya.
5. Adanya kondisi ekonomi orang tua yang kurang baik.
6. Adanya lingkungan sosial yang kurang mendukung dalam proses belajar
matematika. 7
7. Motivasi siswa dalam belajar matematika masih kurang.
8. Intensitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih kurang.
9. Kesadaran siswa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
matematikanya masih kurang.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada prestasi belajar matematika. Prestasi
belajar matematika dipengaruhi oleh banyak faktor dan pada penelitian ini
dibatasi pada :
1. Prestasi belajar matematika yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan
pengajaran matematika.
2. Perhatian orang tua yang merupakan faktor yang dibutuhkan oleh siswa.
3. Kondisi ekonomi yang menunjang proses belajar.
4. Lingkungan sosial yang merupakan lingkungan  di sekitar siswa.  
D. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penelitian ini, maka dibuat rumusan masalahnya,
rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh perhatian orang tua, kondisi ekonomi dan lingkungan
sosial terhadap prestasi belajar matematika ?
2. Adakah pengaruh perhatian orang  tua terhadap prestasi belajar
matematika?
3. Adakah pengaruh kondisi ekonomi terhadap prestasi belajar matematika ? 8
4. Adakah pengaruh lingkungan sosial terhadap prestasi belajar matematika ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang menjadi dasar dilaksanakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua, kondisi ekonomi dan
lingkungan sosial terhadap prestasi belajar matematika.
2. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar
matematika.
3. Untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi terhadap prestasi belajar
matematika.
4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap prestasi belajar
matematika.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan ilmu kepada para guru. Dan
hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitianpenelitian yang akan dilakukan oleh para guru.
Penelitian ini juga memberikan sumbangan ilmu kepada para siswa.
Sehingga para siswa mendapatkan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi
diri mereka. Hasil dari penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh pihak –
pihak yang membutuhkannya. 9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Dari hasil penelitian ini guru dapat lebih tepat dalam
menggunakan strategi untuk meningkatkan prestasi matematika siswa
sehingga prestasi belajar yang ingin dicapai dapat diwujudkan.
b. Bagi siswa
Siswa akan dapat menggunakan hasil dari penelitian ini untuk
meningkatkan prestasi matematikanya.
.

Posting Komentar

0 Komentar