PELAJARAN KIMIA

Makalah Analisis Materi Ajar

ANALISIS MATERI AJAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK) FARMASI PADA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PERMASALAHANNYA DI SMK FARMASI APIPSU MEDAN

Oleh: Sri Wahyuna Saragih


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memaparkan materi ajar kimia Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) Farmasi yang diajarkan guru kepada siswa dengan melihat kurikulum, silabus, dan penerapan belajar kimia di sekolah menengah kejuruan farmasi dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. Serta permasalahan-permasalahan yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi APIPSU Medan, yang mana di dalam perkembangannya kesesuaian bahan ajar ini sangat mempengaruhi kualitas dari hasil belajar siswa. Penelitan ini dilaksanakan di SMK Farmasi APIPSU Medan mulai tanggal 22 s/d 27 Pebruari 2010. Dimana Penelitian ini adalah bersifat penelitian deskriptif. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah Siswa SMK Farmasi APIPSU Medan 2009/ 2010 kelas XI yang berjumlah ± 108 orang. Dalam pelaksanaan kegiatan ini penulis melakukan penelitian yang langsung bersumber dari siswa, guru bidang study kimia, Kepala Sekolah dan Yayasan SMK Farmasi APIPSU Medan. Penulis juga membagikan angket dan mengumpulkan perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk mendukung kelengkapan data.


Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah Kurikulum Operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP tersebut pada pokoknya terdiri dari ; Tujuan bagi tiap-tiap tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan lain-lain.
Sedangkan Silabus adalah, merupakan penjabaran standart kompetensi, serta dasar dalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian suatu hasil dari proses pembelajaran.
            Dasar hukum (peraturan Perundang-undangan)  pengembangan dan Penyempurnaan Kurikulum SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang tertuang di dalam Pasal 18 Ayat (2), yang  berbunyi ; “Pendidikan Menengah Terdiri Atas Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan”. Panduan pengembangan kurikulum SMK disusun antara lain; adalah untuk dapat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para peserta didik agar dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kualitas serta kopetensi diri, termasuk juga didalamnya adalah  beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agamanya masing-masing, memahami dan menghayati makna Ketuhanan serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnnuya, mampu berbuat sesuatu yang positif untuk dapat melaksanakan hal-hal tertentu secara bertanggung jawab, yang bertujuan menemukan jati diri. Melalui proses belajar yang aktif, kreatif serta efektif diharapkan semua tujuan diatas dapat tercapai.
Pengembangan kesesuaian bahan ajar Kimia terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah mengacu pada Standart Nasional Pendidikan, yang terdiri atas ; Standar isi, Proses, Kompetensi lulusan, Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana serta Pengelolaan pembiayaan dan Penilaian Hasil Pendidikan.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.
Kecenderungan pendidikan pembelajaran di Indonesia secara umum dalam kurikulum dan metode pengajaran adalah masih dominannya pendekatan pengajaran konvensional dan kurang variatifnya metode pembelajaran active learning diterapkan. Pendekatan dan kelemahan itu diperparah dengan proses pembelajaran yang berjalan secara monoton serta hanya berorientasi pada kurikulum berbasis penguasaan materi konvensional, sehingga guru dianggap sebagai titik sentral dan menjadi “bank” soal dari proses kegiatan pembelajaran.
Kondisi tersebut menyebabkan adanya proses pembelajaran yang monoton, tidak memeberikan ruang dialog dan interaksi demokratis antara peserta didik dan pendidik. Proses pembelajaran tersebut sangat dominan dilakukan dengan cara indoktrinasi-oral dan sedikit sekali yang mengkaitkannya dengan arus kenyataan praktikal dan actual. Tidak adanya keinginan kuat untuk menselaraskan disain kurikulum dan proses pembelajaran dengan persoalan progresivitas masyarakat, mengakibatkan kurikulum dan proses pembelajaran kurang diintegrasikan dan dikontekstualisasikan dengan wacana dan masalah sosial yang actual dan relevan.
Masalah social yang actual dan relevan ini maka pengembangan pedidikian meningkat kearah keahlian atau keterampilan siswa, yang mendorong untuk lebih mempersiapkan generasi bangsa yang siap pakai meskipun tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Salah satunya dengan memasuki sekolah kejuruan.
Sekolah (Sarana Pendidikan) Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sumber penghasil tenaga kerja yang prosfektif dan terampil untuk kategori tingkatan menengah, dimana unsur Penyelenggara pendidikan pada tingkatan ini senantiasa dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraannya didalam upaya memaksimalkan Kualitas Pendidikan yang berada dibawah pengelolaan dan tanggung jawabnya secara langsung ataupun tidak langsung, untuk kemudian membekali para lulusan dengan kualifikasi keahlian yang berstandart dan diakui secara luas, serta memiliki wawasan yang baik, bersikap dan berprilaku pula sesuai dengan tuntutan dan tantangan kebutuhan pasar kerja (dunia kerja).
Dalam konteks pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, visi pengembangan tenaga kesehatan adalah tersedianya tenaga kesehatan yang bemutu dan merata. Untuk mencapai visi pengembangan tenaga kesehatan tersebut perlu adanya upaya sinergis dari semua unsur yang terlibat, terutama dalam peningkatan mutu tenaga kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang berperan dalam pembangunan kesehatan adalah tenaga Asisten Apoteker.
Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat dewasa ini dan kecenderungan pelayanan kesehatan yang makin meningkat dan kompleks, memerlukan tenaga kesehatan yang memiliki sifat etis dan profesional. Sejak tahun 1965, Sekolah Asisten Apoteker berganti nomenklatur menjadi Sekolah Menengah Farmasi. Dengan adanya Kebijakan Pendidikan Pemerintah dan Departemen Pendidikan mendorong pengembangan SMK melalui unit-unit SMK baru maupun penambahan siswa SMK. Salah satu SMK yang berkembang adalah SMK bidang Kesehatan Program Keahlian Farmasi (SMKF).
            Didalam makalah ini penulis ingin menganalisis dan memaparkan materi ajar kimia Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) Farmasi yang diajarkan guru kepada siswa dengan melihat kurikulum, silabus, dan penerapan belajar kimia di sekolah menengah kejuruan farmasi dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. Serta permasalahan-permasalahan yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi APIPSU Medan, yang mana di dalam perkembangannya kesesuaian bahan ajar ini sangat mempengaruhi kualitas dari hasil belajar siswa.

Metode Penelitian
Penelitan ini dilaksanakan di SMK Farmasi APIPSU Medan mulai tanggal 22 s/d 27 Pebruari 2010. Dimana Penelitian ini adalah bersifat penelitian deskriptif. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah Siswa SMK Farmasi APIPSU Medan 2009/ 2010 kelas XI yang berjumlah ± 108 orang.
            Dalam pelaksanaan kegiatan ini penulis melakukan penelitian yang langsung bersumber dari siswa, guru bidang study kimia, Kepala Sekolah dan Yayasan SMK Farmasi APIPSU Medan. Penulis juga membagikan angket dan mengumpulkan perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk mendukung kelengkapan data.
Data-data penelitian ini selanjutnya diolah secara sistematis deskriptif, untuk melihat jawaban responden, yaitu melihat kesesuaian bahan ajar serta permasalahan-permasalahan pembelajaran yang ada dalam lingkup Sekolah SMK Farmasi APIPSU Medan..

Hasil Dan Pembahasan
SMK Farmasi APIPSU Medan/ dulu SMF APIPSU Medan merupakan sekolah menengah kejuruan bidang farmasi yang menghasilkan lulusan sebagai asisten apoteker, beralamat di Jalan Jambi No.58 (dibelakang sekolah Sutomo) Medan menempati bangunan milik sendiri terdiri dari 3 lantai, yakni; lantai 1 ruang laboratorium, lantai 2 kelas XI dan XII dan lantai 3 kelas X.  Saat ini sekolah memiliki nilai Akreditasi A dari Badan Akreditasi Sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi “Yayasan Pendidikan Farmasi” (SMKF-APIPSU Medan) /dulu SMF-APIPSU Medan  berdiri sejak tahun 1956 telah meluluskan lebih dari 2.000 siswa menjadi Asisten Apoteker yang mampu bekerja di bidang :
  1. Pelayanan Kefarmasian (Apotek, Rumah Sakit, Toko Obat, Puskesmas, Balai Pengobatan, dll)
  2. Industri Farmasi (Pabrik Obat atau Obat Tradisional/Jamu)
  3. Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (PBF)
  4. Komunikasi Informasi dan Edukasi Kefarmasian
Selain itu banyak pula alumni yang  melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
            Dari tahun 1956 s/d tahun 2004 SMK Farmasi APIPSU Medan/ dulu SMF APIPSU Medan di bawah naungan Departemen Kesehatan (Depkes), tahun 2004 keluar surat dari Dinas Pendidikan (Diknas) bahwasanya SMK Farmasi APIPSU Medan sama dengan SMA, SMK Teknik dan lainnya dibawah naungan Diknas.
            Pada saat kurikulum yang dipakai dari DEPKES, mata pelajaran di SMK Farmasi APIPSU Medan khusus bersifat keahlian yakni; kimia, fisika, biologi, adm. Farmasi,  farmakologi, resep dan praktikum-praktikum. Setelah masuk kurikulum Diknas maka mata pelajaran umum yang lain bertambah seperti; olahraga, Binggris, PPKn, Budidaya Tanaman Hias, Budidaya Ikan Air Payau, Pengolahan Hasil Pertanian Non Pangan, Pengolahan Hasil Pertanian Pangan; dan lainnya.
1.   Lingkupan Materi Ajar Kimia SMK Farmasi APIPSU Medan Kelas XI
1.1.   Identifikasi Materi Ajar
Berdasarkan Standart Kompetensi, dan Kompetensi Dasar yang telah disusun oleh pihak Sekolah SMK Farmasi APIPSU Medan, yang disesuaikan dengan Standart Silabus yang dikeluarkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), maka identifikasi materi-materi ajar yang terdapat di SMK Farmasi APIPSU Medan kelas  XI adalah, sebagai berikut :
a.      Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar Semester 1.
-          Standar Kompetensi
1.      Memahami Perkembangan Konsep Reaksi Kimia.
2.      Memahami Konsep Larutan Elektrolit dan Elektrokimia..
-          Kompetensi Dasar
1.      ◙    Mendeskripsikan pengertian umum reaksi kimia.
◙    Membedakan konsep oksidasi, reduksi dan reaksi lainnya.
◙    Mendeskripsikan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan manusia.
2.      ◙    Membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit.
      ◙    Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sebagai larutan.
      ◙    Menggunakan satuan konsentrasi dalam membuat larutan.
      ◙    Menerapkan konsep reaksi redoks dalam elektrokimia.
b.      Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar Semester 2.
-          Standar Kompetensi
1.      Memahami Konsep Kesetimbangan Reaksi.
2.      Menentukan Perubahan Entalpi Berdasarkan Konsep Termokimia.
3.      Mengkomunikasikan Senyawa Hidrokarbon dan Kegunaannya.
-          Kompetensi Dasar
1.      ◙    Menguasai reaksi kesetimbangan.
◙    Menguasai faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
◙    Menentukan hubuangan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan
2.      ◙    Menjelaskan entalpi dan perubahan entalpi.
◙    Menentukan perubahan entalpi reaksi.
◙    Menentukan kalor pembakaran berbagai bahan bakar.
3.      ◙    Mendeskripsikan kekhasan atom karbon yang membentuk senyawa hidrokarbon.
◙    Menggolongkan senyawa hidrokarbon dan turunannya



2.      Analisis Bahan Ajar
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan diajarkan kepada peserta didik (Siswa/i) sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keluasan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran bergantung pada cirri-ciri khas dan karakteristik masing-masing mata pelajaran yang bergantung dengan penyesuaian pada kondisi yang tersedia disekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan pada SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). 
Di Sekolah SMK Farmasi APIPSU Medan, Mata Pelajaran Bidang Studi Kimia adalah merupakan salah satu bahan ajar yang dikelompokkan kedalam golongan program adaptif, dimana dalam hal ini siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Kimia dituntut tidak hanya memahami dan menguasi “apa” dan “Bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberikan juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” hal tersebut dilakukan, sehingga siswa dalam hal ini menjadi lebih kreatif.
Program adaptif pembelajaran Kimia disekolah SMK Farmasi APIPSU Medan, telah disesuaikan dengan Silabus Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP). Dan  dapat tercapai sepenuhnya karena Program ini telah disesuaikan dengan daya dukung dan beberapa kelengkapan yang ada disekolah SMK Farmasi APIPSU Medan.
Dari hasil analisis Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanan Pembelajaran) yang digunakan di sekolah SMK Farmasi APIPSU Medan adalah model silabus yang telah dikembangkan dan disesuaikan dengan potensi sekolah, sehingga dalam pelaksanaannya sedikit kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran kimia.
Pada SMK Farmasi APIPSU Medan. Siswa tidak memakai buku pegangan tetap, guru menyarankan memakai buku kimia SMA dan SMK Kesehatan. Tidak adanya buku pegangan siswa dikarenakan belum adanya buku SMK Farmasi yang dikeluarkan/diterbitkan. Dimana pembelajaran kimia adalah pelajaran dasar untuk lebih lanjut mempelajari farmakologi (farmasi) dan ilmu resep. Dengan demikian pentingnya buku pegangan kimia untuk guru dan siswa kelas XI dalam pembelajaran tersebut.


3.      Analisis Angket
1.
Bagaimana pendapat anda tentang tujuan pembelajaran kimia ini?
Sangat kurang
Kurang
Baik
Sangat Baik

Persentase
0
2 %
72 %
26 %
2.
Apakah guru menjelaskan tujuan pembelajaran ini dengan baik?
Sangat kurang
Kurang
Baik
Sangat Baik

Persentase
0
2 %
41 %
57 %
3.
Apakah materi yang disampaikan pada pelajaran ini sesuai dengan tujuan pelajaran?
Tidak sesuai
Kurang sesuai
Sesuai
Sangat sesuai

Persentase
0
4 %
68 %
28 %
4.
Berapa banyak materi yang sesuai dengan perkembangan terbaru (bersumber dari jurnal, internal, informasi baru, konteks nyata saat ini)
Sangat kurang
Kurang
Banyak
Sangat banyak

Persentase
2 %
17 %
68 %
13 %
5.
Berapa persen materi pelajaran yang dapat anda serap?
Sangat sedikit(<20%)
Sedikit (20-40%)
Banyak (40-60%)
Hampir seluruhnya

Persentase
2 %
22 %
51 %
25 %
6.
Apakah penjelasan guru saat pembelajaran dapat dipahami dengan baik
Tidak jelas
Kurang jelas
Jelas
Sangat jelas

Persentase
0
5 %
60 %
35 %
7.`
Seberapa sering guru bertanya kepada siswa saat pelajaran berangsung?
Sangat jarang
Jarang`
Sering
Sangat

Persentase
0
5 %
60 %
35 %
8.
Seberapa sering siswa bertanya kepada guru?
Sangat jarang
Jarang
Sering
Sangat

Persentase
0
36 %
60 %
4 %
9.
Bagaimana intensitas diskusi dan tanya jawab saat pelajaran berlangsung?
Sangat jarang
Jarang
Sering
Sangat

Persentase
2 %
17 %
71 %
10 %
10.
Jenis tugas apa saja yang sering diberikan guru?
Tugas latihan soal
Diskusi kelompok
Tugas makalah
Kemahiran TIK


51 %
42 %
7 %
0
11.
Apakah tugas-tugas tersebut membantu penguasaan anda pada tujuan pembelajaran?
Tidak bermamfaat`
Kurang
Bermamfaat
Sangat bermamfaat

Persentase
0
4 %
45 %
51 %
12.
Apakah ada umpan balik tugas-tugas?
Tidak dikoreksi  dan tidak dikembalikan
Dikoreksi tetapi tidak dikembalikan
Dikoreks, dikembalikan tetapi tidak ada masukan
Dikoreksi, dikembalikan dan ada masukan

Persentase
0
0
4 %
96 %
13.
Apakah penilaian yang diberikan guru sesuai dengan  tujuan  pembelajaran?
Tidak sesuai
Kurang sesuai
Sesuai
Sangat esuai

Persentase
0
2 %
68 %
30 %
14.
Bagaimanapenilaian nda terhadap tranparansi, objektifitas evaluasi yang dilakukan guru?
Sangat kurang
Kurang
Baik
Sangat baik

Persentase
0
7 %
65 %
28 %
15.
Bagaimana pendapat anda tentang penggunaan media dalam memahami materi pelajaran?
Tidak bermamfaat
Kurang
Bermam-faat
Sangat bermam-faat

Persentase
0
12 %
63 %
25 %
     
      Dari hasil angket diatas dapat dilihat bahwa :
-          Siswa SMK Farmasi APIPSU Kelas XI menyukai pelajaran kimia, dan dapat megikuti dan menyerap pembelajaran dengan baik.
-          Siswa bukan hanya menyukai pelajaran kimia tetapi juga menyukai cara guru menyampaikan pembelajaran kimia, yang berarti guru dapat mengerti dan memahami pemahaman siswa.
-          Guru-guru kimia memberikan dan menjelaskan pembelajaran kimia dengan baik sesuai dengan Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanan Pembelajaran) yang digunakan di sekolah SMK Farmasi APIPSU Medan.
-          Guru dapat merancang suatu sistem yang tepat untuk diberlakukan terhadap siswa. Dengan demikian diharapkan siswa memiliki pemahaman yang tuntas dan bermakna dalam pembelajaran Kimia, yang mana hasil pelajaran tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap siswa dan ilmu Kimia yang akan dipelajari siswa selanjutnya.
-          Dengan kemajuan pesat teknologi ternyata dapat diikuti oleh guru-guru dengan baik, sehingga terjadi keseimbangan penguasaan teknologi yang dimiliki oleh guru dengan tuntutan teknologi yang dibutuhkan oleh dunia industri/ usaha. Dan sangat besar berpengaruh kepada siswa-siswa SMK Farmasi APIPSU Medan dalam penerimaan dan penguasaan teknologi yang diberikan oleh para guru.
4.      Masalah Pembelajaran di SMK Farmasi APIPSU Medan.
Adapun permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terdapat di SMK Farmasi  Medan adalah :
-          Tidak adanya buku paket atau pegangan siswa dalam pembelajaran kimia, sehingga terkadang membuat siswa harus lebih aktif dan kreatif mencari buku-buku dan informasi mengenai pembelajaran kimia tersebut.
-          Guru menyusun dan membuat sendiri buku pelajaran kimia yang berupa diktat, tetapi tidak berlangsung lama dikarenakan adanya teguran dari yayasan sekolah tersebut.
-          Setelah masuknya kurikulum dari Diknas maka jam pelajaran kimia berkurang dari 9 jam menjadi 6 jam. Dan juga berkurangnya jam pelajaran program keahlian farmasi. Dalam hal ini yayasan sangat mengeluh akibat perubahan tersebut siswa-siswa yang telah tamat banyak yang kuarng mampu dalam pelajaran program keahlian farmasi, ini tidak sesuai yang diharapkan yayasan dan para guru, dikarenakan SMK Farmasi APIPSU Medan ini didirikan untuk memprogram dan melatih siswa agar dapat lebih menyerap pelajaran kimia, farmakologi dan ilmu resep, yang nantinya setelah siswa tamat dapat menjadi asisten apoteker yang baik dan handal dalam meracik obat-obatan.
-          Siswa mengikuti 2 kali ujian yakni, ujian dari Diknas dan dari Depkes. Ujian dari Depkes langsung diawasi pegawai Depkes.
-          Mulai dari kelas XI nantinya siswa mengikuti ujian dari Depkes, karena di kelas ini apabila siswa kurang menyerap dan memahami pelajaran kimia, farmakologi dan ilmu resep maka siswa tersebut tidak lulus dan tidak bisa terus mengkuti pelajaran lalu dikeluarkan dari sekolah.
5.      Kelengkapan Laboratorium
Laboratorium SMK Farmasi APIPSU Medan terletak di lantai 1 yang terdiri dari laboratorium Kimia dan laboratorium Farmasi, dengan keterbatasan peralatan, contoh tidak mempunyai lemari asam. Siswa terkadang mengikuti paratikum diluar jam pelajaran atau pada sore hari, ini dilaksanakan untuk lebih memperdalam keahlian siswa dalam ilmu farmakologi dan ilmu resep.
6.      Fasilitas Sekolah
Dilokasi yang sama Yayasan mengelola dua bidang kejuruan, yaitu SMK Bisnis dan Manajemen APIPSU (SMK BM APIPSU) yang terletak di lantai 1, sehingga  laboratorium kimia dan laboratorium farmasi terletak bersebelahan dengan SMK BM APIPSU tersebut.
Sarana lainnya adalah bahwa kedua sekolah ini memiliki satu buah laboratoruim komputer yang sama dan satu buah perpustakaan yang sama, sehingga dalam penggunaan laboratorium komputer para siswa memiliki jadwal tertentu untuk dapat menggunakan fasilitas tersebut.
Dengan lokasi dalam satu halaman sekolah yang sama, kedua sekolah ini hanya melakukan proses belajar mengajar pada pagi hari. Sekolah ini merupakan Kampus II dari Universitas Cut Nyak Dien sehingga pada sore hari sekolah tersebut digunakan sebagai ruang kuliah.









Simpulan
          Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan    sebagai berikut:
1.      Dari hasil analisis Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanan Pembelajaran) yang digunakan di sekolah SMK Farmasi APIPSU Medan adalah model silabus yang telah dikembangkan dan disesuaikan dengan potensi sekolah, sehingga dalam pelaksanaannya sedikit kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran kimia.
2.      Tidak adanya buku paket untuk pegangan siswa SMK Farmasi APIPSU Medan sangat berpengaruh terhadap guru dalam penyampaian pembelajaran kimia, dan juga terhadap siswa dalam penyerapan pembelajaran kimia.
3.      Walaupun tidak adanya buku paket atau pegangan siswa, tetapi siswa tetap aktif dan kreatif mencari bahan untuk pembelajaran sehingan siswa SMK Farmasi APIPSU Kelas XI menyukai pelajaran kimia, dan dapat megikuti dan menyerap pembelajaran dengan baik. Dan siswa bukan hanya menyukai pelajaran kimia tetapi juga menyukai cara guru menyampaikan pembelajaran kimia, yang berarti guru dapat mengerti dan memahami pemahaman siswa.
4.      Guru dapat merancang suatu sistem yang tepat untuk diberlakukan terhadap siswa. Dengan demikian diharapkan siswa memiliki pemahaman yang tuntas dan bermakna dalam pembelajaran Kimia, yang mana hasil pelajaran tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap siswa dan ilmu kimia yang akan dipelajari siswa selanjutnya
5.      Yayasan SMK Farmasi APIPSU Medan kurang menyukai perubahan kurikulum, yang  menyebabkan berkurangnya jam pelajaran keahlian ilmu farmasi yang lebih menuntut para guru dan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Karena adanya dampak dari perubahan-perubahan tersebut terhadap keahlian siswa dibidang farmakologi dan ilmu resep.


SARAN
            Saran yang dapat diberikan untuk peningkatan materi ajar dan kesesuaian bahan ajar serta pelaksanaan KTSP adalah:
1.      Diharapkan laboratorium kimia dan farmasi SMK Farmasi APIPSU Medan untuk melengkapi peralatan-peralatan laboratorium, disebabkan karena SMK Farmasi APIPSU Medan nantinya akan menciptakan asisten-asisten apoteker yang handal dalam meracik obat-obatan.
2.      Agar pemerintah ataupun instansi-instansi pendidikan membuat dan menerbitkan buku-buku kimia paket khusus untuk SMK Farmasi.
3.      Hendaknya yayasan SMK Farmasi APIPSU Medan menerima dengan baik perubahan kurikum disekolah tersebut, dan mengatur jam pelajaran dan jam praktikum dengan menambah jadwal jam pelajaran sampai sore, sehingga siswa tetap penuh mempelajari program keahlian farmasi yang nantinya setelah lulus walaupun tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, dengan skill yang ada siswa dapat langsung bekerja sebagai asisten apoteker yang handal.


DAFTAR PUSTKA

Departemen Pendidikan Nasional, Silabus Mata Pelajaran Kimia (BSNP), Untuk Sekolah
            Menengah Kejuruan
Hamalik,O. (2007), Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rodaskarya, Bandung
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta
Sukmadinata, N.A., (1997), Pengembangan Kurikulum Teori dan Pratek, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung

Posting Komentar

0 Komentar