DI TULIS OLEH : roeslandy
“ ini adalah kisah nyata seorang guru sertifikasi di daerah desa terpencil,di kecamatan tersebut.Sudah hampir enam tahun enam bulan guru ini berbakti kepada Negara,namun sampai ini tidak pernah menerima jatah uang sertifikasi
“ Salah satu guru bakti murni yang mengajar di tingkat SMP daerah terpencil nama panggilan nya Pak Am( bukan nama sebenarnya) Pertama tama ia ngajar di daerah kota dimana ia tinggal,juga tidak ada perhatian dari instansi terkait.pada akhirnya ia pindah kedaerah terpencil.yang jauh dari tempat ia tinggal.tiap pagi ia mengeluarkan uang ongkos ojek untuk pergi ke tempat di mana ia ngajar
“ Sudah bertahun tahun ia berbakti pada sekolah tersebut namun tidak perhatian dari instansi terkait. Sebenar nya yang menerima sertifikasi wajib mengajar dalam satu minggu harus mengajar 24 jam per minggu. Semestinya Pada tahun 2012 Pak Am sudah menerima sertifikasi tersebut namun oleh kepala sekolah pak Am ngajar tidak mau membantu pak Am
“ Pada suatu hari Pak Am menjumpai bapak kepala sekolah tersebut untuk membantu dia mengeluarkan uang sertifikasi, Pak……….! Saya sudah lama berbakti di sekolah ini,namun sampai saat ini saya belum menerima uang sertifikasi,tolong lah bantu saya. “kata pak Am dengan penuh harap “
“ Ya saya akan bantu pak Am ,Tapi pak Am harus sabar dulu,pak Am harus Jadi BIMPEN Biar cukup jam ngajar nya.” Kata pak kepsek “ Tapi pak BIMPEN itu tidak serempun dengan pelajaran PAI, Bagaimana ni Pak…..? “ Tanya pak Am lagi “ Tidak apa-apa yang penting jam ngajar bapak sudah cukup di sekolah ini. “kata pak KEPSEK”
“ Sebulan kemudian Pak Am pergi ke Menag di kota tersebut,mengambil DIKTAT.Setelah Pak Am mengambil DIKTAT tersebut pak Am menjumpai lagi pak kepsek menunjuk kan diktat tersebut.Pak Am bilang pada pak kepsek bahwa ia tidak bisa menerima sertifikasi apabila ia memagang BIMPEN.Sebenar nya Pak Am sudah berhak menerima sertifikasi tersebut,namun kepsek tidak mau membantu dia.Tapi saat ini belum menerima uang sertifikasi.Apa yang salah hanya tuhan lah yang tau
“ Sampai sekarang Pak Am masih ngajar di sekolah tersebut dengan perjalanan jauh dari kampong halaman nya.tiap hari ia harus mengeluarkan uang naik ojek ke sekolah tempat ia ngajar.walau demikian Pak Am tetap sabar dalam menghadapi semua nya.dia rela mengeluarkan dana sendiri untuk ngajar.itu semua ia lakukan demi kepentingan nusa dan bangsa.Entah sampai kapan ia bisa bertahan.Kepada pihak terkait mohon memperhatikan nasib kami guru guru di daerah terpencil
**************
T A M M A T
KARANGAN : Roeslandy
DI TULIS OLEH: Roeslandy
“
0 Komentar